Home » , , » KESEIMBANGAN HIDUP

KESEIMBANGAN HIDUP

Written By Unknown on Selasa, 21 Januari 2014 | 22.43

Ilmu wacana teori, terminologi, metodologi atau apapun saja mengenai keseimbangan hidup ini tak terbatas jumlahnya . bisa kita ambil dari ilmu sehari-hari, ilmu filsafat, khasanah adat istiadat, kitab suci, tukang becak bisa kita amibil dari siapapun saja.

Dulu walisongo bersama-sama mendirikan masjid Demak, yang datang terlambat itu adalah yang paling muda yaitu Raden Syahid, sekarang kita kenal dengan Sunan Kalijogo . Semua tiang sudah berdiri kecuali tiangnya Sunan Kalijogo dan kayu sudah habis. Kemudian Sunan Kalijogo mengumpulkan tatal kayu, dengan menggunakan parang, tersebut akan ditumpuk-tumpuk untuk dijadikan tiang disalah satu masjid itu.

Ditengah-tengah megumpulkan kayu itu, parangnya mengenai seekor orong-orong dan terputus kepalanya dari badannya. Kemudian ia merasa bersalah dan memohon maaf kepada Allah, ia mengambil badan dan kepala orong-orong tersebut lalu dia sambungkan dengan satu serpihan kayu jati. Sehingga tersambung kembali leher dan badannya dan hidup kembali (kata orang) .

Ini adalah ajaran sunan kalijogo, dia tentu tidak melakukannya. Ini adalah simbolik, Kalau dalam bahasa jawa itu adalah sanepan, atau dalam Al-Qu’r an disebut amtsal.

Jadi. kalau ingin menemukan kesejatian hidup, itulah akar keseimbangan hidup, kayu untuk menyambungkan antara badan dan kepala adalah kayu jati, kayu jati bukan kayu lainnya, kayu sejati. Ini adalah simbol mencari sesuatu yang sejati, the real truth, not just the truth.

Jadi keseimbangan hidup adalah badanmu sering terputus dengan kepalamu. Kepala sering memikir begini dan hati berfikir begitu. Ada konflik yang luar biasa antara keharusan-keharusan akal dan dengan nafsu didalam hati dan syahwat, maka selalu disambung dengan kesejatian, antara fikir dan dzikir, antara intelektual dengan spiritual, antara nurani dengan kecerdasan. Itu selalu dikawinkan, dinikahkan terus-menerus, nurutin kecerdasan bisa menghancurkan kehidupan orang lain, nurutin hati aja itu juga lemah. Jadi harus ada manajement interrelatif akal dengan perasaan, antara hati dan pikiran,antara kecerdasan dengan kelembutan.

Kita hanya akan melangkahkan kaki jika sudah ada kesepakatan antara kepala dengan badan kita. Kalau tidak, kita akan terkena parangnya sunan kalijogo, terputuslah leher kita dan tergeletaklah kepala dan badan kita. (Delta FM/Verbatim: Yeni Uswatun Hasanah)
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih anda sudah berkunjung ke Blog pencerahan ini, Semoga bermanfaat untuk kita semua. Silahkan berkomentar atau meninggalkan link teman-teman dengan santun peseduluran.

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Pencari Hakikat - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger