Home » , » Cak Nun : Seribu Masjid Satu Jumlahnya

Cak Nun : Seribu Masjid Satu Jumlahnya

Written By Unknown on Rabu, 22 Januari 2014 | 05.48

Satu

Masjid itu dua macamnya

Satu ruh, lainnya badan

Satu di atas tanah berdiri

Lainnya bersemayam di hati


Tak boleh hilang salah satunyaa

Kalau ruh ditindas, masjid hanya batu

Kalau badan tak didirikan, masjid hanya hantu

Masing-masing kepada Tuhan tak bisa bertamu

Dua

Masjid selalu dua macamnya

Satu terbuat dari bata dan logam

Lainnya tak terperi

Karena sejati


Tiga

Masjid batu bata

Berdiri di mana-mana

Masjid sejati tak menentu tempat tinggalnya

Timbul tenggelam antara ada dan tiada


Mungkin di hati kita

Di dalam jiwa, di pusat sukma

Membisikkannama Allah ta’ala

Kita diajari mengenali-Nya


Di dalam masjid batu bata

Kita melangkah, kemudian bersujud

Perlahan-lahan memasuki masjid sunyi jiwa

Beriktikaf, di jagat tanpa bentuk tanpa warna


Empat

Sangat mahal biaya masjid badan

Padahal temboknya berlumut karena hujan

Adapun masjid ruh kita beli dengan ketakjuban

Tak bisa lapuk karena asma-Nya kita zikirkan


Masjid badan gmpang binasa

Matahari mengelupas warnanya

Ketika datang badai, beterbangan gentingnya

Oleh gempa ambruk dindingnya

Masjid ruh mengabadi

Pisau tak sanggup menikamnya

Senapan tak bisa membidiknya

Politik tak mampu memenjarakannya


Lima

Masjid ruh kita baw ke mana-mana

Ke sekolah, kantor, pasar dan tamasya

Kita bawa naik sepeda, berjejal di bis kota

Tanpa seorang pun sanggup mencopetnya


Sebab tangan pencuri amatlah pendeknya

Sedang masjid ruh di dada adalah cakrawala

Cengkeraman tangan para penguasa betapa kerdilnya

Sebab majid ruh adalah semesta raya


Jika kita berumah di masjid ruh

Tak kuasa para musuh melihat kita

Jika kita terjun memasuki genggaman-Nya

Mereka menembak hanya bayangan kita


Enam

Masjid itu dua macamnya

Masjid badan berdiri kaku

Tak bisa digenggam

Tak mungkin kita bawa masuk kuburan


Adapun justru masjid ruh yang mengangkat kita

Melampaui ujung waktu nun di sana

Terbang melintasi seribu alam seribu semesta

Hinggap di keharibaan cinta-Nya


Tujuh

Masjid itu dua macamnya

Orang yang hanya punya masjid pertama

Segera mati sebelum membusuk dagingnya

Karena kiblatnya hanya batu berhala


Tetapi mereka yang sombong dengan masjid kedua

Berkeliaran sebagai ruh gentayangan

Tidak memiliki tanah pijakan

Sehingga kakinya gagal berjalan


Maka hanya bagi orang yang waspada

Dua masjid menjadi satu jumlahnya

Syariat dan hakikat

Menyatu dalam tarikat ke makrifat


Delapan

Bahkan seribu masjid, sjuta masjid

Niscaya hanya satu belaka jumlahnya

Sebab tujuh samudera gerakan sejarah

Bergetar dalam satu ukhuwah islamiyah


Sesekali kita pertengkarkan soal bid’ah

Atau jumlah rakaat sebuah shalat sunnah

Itu sekedar pertengkaran suami istri

Untuk memperoleh kemesraan kembali


Para pemimpin saling bercuriga

Kelompok satu mengafirkan lainnya

Itu namanya belajar mendewasakan khilafah

Sambil menggali penemuan model imamah


Sembilan

Seribu masjid dibangun

Seribu lainnya didirikan

Pesan Allah dijunjung di ubun-ubun

Tagihan masa depan kita cicilkan


Seribu orang mendirikan satu masjid badan

Ketika peradaban menyerah kepada kebuntuan

Hadir engkau semua menyodorkan kawruh


Seribu masjid tumbuh dalam sejarah

Bergetar menyatu sejumlah Allah

Digenggamnya dunia tidak dengan kekuasaan

Melainkan dengan hikmah kepemimpinan


Allah itu mustahil kalah

Sebab kehidupan senantiasa lapar nubuwwah

Kepada berjuta Abu Jahl yang menghadang langkah

Muadzin kita selalu mengumandangkan Hayya ‘Alal Falah!
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih anda sudah berkunjung ke Blog pencerahan ini, Semoga bermanfaat untuk kita semua. Silahkan berkomentar atau meninggalkan link teman-teman dengan santun peseduluran.

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Pencari Hakikat - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger