Bismillahirrahmanirrahim…
“..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang
ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(Q.S Ar-Ra’d: 11)
Berawal dari kisah Kobil dan Habil yang
merupakan keturunan langsung dari Nabi Adam AS maka proses penyebaran
penduduk bumi ini yang disebut sebagai khalifah telah melalui proses
yang sangat panjang sekali (Q.S Al Maidah : 27)
Tetapi dari cerita di atas ternyata ada
sebuah kisah dan hikmah yang nyaris tidak pernah dipublikasikan kepada
umum dikarenakan sumbernya yang masih berdasarkan cerita turun temurun
dari nenek moyangnya.
Alkisah dahulu kala Nabi Adam AS beserta
Hawa setiap melahirkan anak yang selalu “kembar” laki-laki dan
perempuan. Hingga akhirnya dari 3 anak laki-lakinya (beserta istrinya ;
dengan cara kawin silang antar saudara) tersebut diperintahkan untuk
mengisi masing-masing negeri yang masih kosong.
- Satu anaknya yang pertama mendiami daratan Afrika.
- Satu anaknya yang kedua mendiami daratan Arabia.
- Dan yang ketiga mendiami daratan Asia (tanah jawa).
Dalam kisah tersebut diceritakan bahwa
diantara anaknya yang paling “CERDAS” itu tiada lain bernama Nabi Sis AS
ditunjuk untuk menempati daerah yang disebut sebagai tanah Jawi. Beliau
inilah yang merupakan cikal bakal nenek moyang kita yang diturunkan di
tanah JAWA ini.
Sebagai seorang Nabi beliau selalu
mengemban tugas untuk saling memperingatkan kaumnya satu dengan yang
lainnya untuk saling berbagi rezeki dan mempersembahkan Kurbannya
“hanya” untuk Allah SWT sebagai tanda ujud syukur atas ketaqwaannya
sebagai pemimpin di tanah jawa ini.
Selain itu, sifatnya Nabi Sis AS yang
lembut, sopan santun dan berilmu tinggi serta diberikan kecerdasan yang
sangat luar biasa oleh Allah menjadikan beliau ini selalu menghasilkan
hal-hal yang bersifat baru dan berteknologi sangat tinggi dan akurat
untuk kurun waktu / masa saat itu.
Hal ini dtandai dengan penemuannya
tentang caranya bercocok tanam yang baik dengan memperhatikan musim yang
bersadarkan pada perhitungan bintang (Falak), pembuatan tempat
persembahan berbentuk Piramida untuk Tuhannya (baik berupa binatang
maupun hasil bumi) maupun bagaimana memproses tanah (logam) menjadi
sebuah benda yang dapat dipergunakan untuk keperluan hidup sehari-hari
(Nujum).
Itulah keistimewaan Nabi Sis AS dengan
kelemah-lembutannya, kepekaan sosialnya yang tinggi serta kecerdasannya
yang luar biasa akhirnya sama penduduknya digambarkan sebagai seorang
‘SEMAR’. Kata ini di ambil dari kata “samiri” yang artinya samar-samar /
kasat mata karena beliau sehari-hari laku / kerjanya hanya beribadah
kepada Tuhannya. Tiada laku hidupnya hanya untuk dipersembahkan kepada
Tuhannya saja, tidak lebih.
Makanya emas, perak, dan semua perhiasan
maupun hasil bumi yang melimpah di bumi jawa ini hanya sebagai “sarana”
saja untuk menuju ketakwaan kepada Tuhannya. Dilain sisi, dengan
kecerdasannya yang sangat tinggi itu melahirkan bangunan kota modern
yang tersistematis dengan desa-desa beserta irigasinya yang tertata rapi
serta tata kota pemerintahan berada dipusatnya (epicentrum).
Inilah negeri yang selama ini disebut
sebagai negeri Atlantis yang telah hilang itu (Arysio Santos – The Lost
Continent Finally Found). Negeri kita Indonesia Raya, dimana sang nyiur
tak pernah lelah melambai-lambai memanggil ibu pertiwi. Negeri peradaban
dunia yang banyak dicari orang selama ini.
Bukti bahwasanya kita adalah negeri yang
sangat tinggi ditandai dengan kebudayaannya yang beraneka warna,
beragam bahasa, beragam adat istiadat, beragam suku yang membaur dalam
balutan sang “Merah Putih”.
Negeri kemerdekaan untuk semua ummat
Negeri yang cinta damai.
Tetapi seiring dengan perkembangan waktu
di negeri Atlantis ini, sang keseimbangan alam “Raksasa” (Gunung Toba
dan Gunung Krakatau) mulai menunjukkan tanda-tanda “saat”-nya sudah mau
tiba. Maka berbondong-bondonglah sebagian besar penduduknya dengan
menggunakan perahu Raksasa menaiki itu kapal dan meninggalkan negeri
Atlantis menuju negeri asing lainnya.
Hingga “saat” itu benar-benar terjadi
yaitu dengan meletusnya gunung Toba yang konon diameter kawahnya sekitar
50 km meledak, mendesak magma ke segala arah lalu meledakkan gunung
Krakatau juga dan membumi hanguskan semua yang ada disekitarnya, membuat
dunia gelap gulita selama 100 tahun lamanya serta mencairkan lapisan es
yang menutupi daratan yang sekarang disebut benua Eropa itu.
Begitu juga air laut-pun naik hingga
mencapai 200 meter ! menenggelamkan lembah-lembah pertanian yang subur
dulu menjadi sebuah lautan. Seiring berakhirnya masa “Banjir” bandang
sedunia itu maka para khalifah yang baru inipun mulai berpencar ke
seantero daratan yang “baru” seperti bumi eropa, amerika, arabia maupun
afrika. Dinegeri baru inilah mereka mengajarkan ilmunya kepada
penduduk lokal sebagai rasa sumbangsihnya terhadap daratan yang baru
dihuninya.
Berhubung mereka ini termasuk ummat-nya
yang paling cerdas maka lambat laun mulai ramailah peradaban baru
ditanah yang baru ini. Tapi mereka juga tak luput menceritakan asal usul
tanah kelahirannya yang nun jauh di seberang dalam berbagai ragam kisah
yang unik yang termaktub dalam berbagai kitab para nabi-nabi / pujangga
sesudahnya.
Jadi seandainya seluruh penduduk dunia
ini disuruh tinggal di bumi Nuswantoro ini maka mereka akan “betah” dan
merasa tidak asing, mengapa ? jawabnya ya karena sebetulnya Indonesia
terutama tanah jawa ini merupakan ‘MOTHER HOME” city untuk seluruh
ummatnya Nabi Adam AS. Kalaupun ada yang mengklaim bahwasanya Bani
Israel itu adanya hanya di negeri Arab, itu juga nggak salah, karena
nenek moyang kita juga menyebar kesana. Tapi kalau kita minder dan
merasa sebagai bangsa yang terbelakang maka jawabannya nanti dulu…
Karena kitalah sesungguhnya RAS PALING UNGGUL diseluruh dunia ini.
Kadang dengan kecerdasan kita yang
MasyaAllah menjadikan kita saling menyalahkan satu dengan yang lainnya.
Saling beradu mulut, adu gengsi, dan seterusnya. Dan tidak akan
diketemukan dinegeri manapun dimuka bumi ini kecuali Indonesia. Itulah
ciri negeri para FILSAFAT yang “ADA” dan “BERADA” sebelum negeri-negeri
“Teknologi” maupun negeri KEYAKINAN” saling bermunculan di bumi ini. Di
dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda
(Jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di
Gunung Mah…era. Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam
Silsilah Babad Tanah Jawi.
Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi
Adam yang berputera Nabi Syits, kemudian Nabi Syits menurunkan Sang
Hyang Nur Cahya, yang menurunkan Sang Hyang Nur Rasa. Sang Hyang Nur
Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang Wenang, yang menurunkan Sang Hyang
Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian menurunkan Batara Guru, yang
menurunkan Batara Brahma. Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno
bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur dari raja-raja di tanah
Jawa.
Kemungkinan nabi Sis A.S adalah nabi Syit
Dalam bahasa Jawi Kuno, arti jawa adalah
moral atau akhlaq, maka dalam percakapan sehari-hari apabila dikatakan
seseorang dikatakan : “ora jowo” berarti “tidak punya akhlaq atau tidak
punya sopan santun”, Menurut “mitologi jawa” yang telah menjadi cerita
turun temurun, bahwa asal usul bangsa Jawa adalah keturunan BRAHMA DAN
DEWI SARASWATI dimana salah satu keturunannya yang sangat terkenal
dikalangan Guru Hindustan (India) dan Guru Budha (Cina) adalah Bethara
Guru Janabadra yang mengajarkan “ILMU KEJAWEN”. Sejatinya “Ilmu Kejawen”
adalah “Ilmu Akhlaq” yang diajarkan Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam
Alqur’an “Millatu Ibrahim” dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW
dalam wujud Alqur’an dengan “BAHASA ASLI (ARAB)”, dengan pernyataannya
“tidaklah aku diutus, kecuali menyempurnakan akhlaq”.
Dalam buku kisah perjalanan Guru
Hindustan di India maupun Guru Budha di Cina, mereka menyatakan sama2
belajar “Ilmu Kejawen” kepada Guru Janabadra dan mengembangkan “Ilmu
Kejawen” ini dengan nama sesuai dengan asal mereka masing2, di India
mereka namakan “Ajaran Hindu”, di Cina mereka namakan “Ajaran Budha”.dan
ditimur tengah Islam Dalam sebuah riset terhadap kitab suci Hindu,
Budha ,Injil dan Alqur’an, ternyata tokoh BRAHMA sebenarnya adalah NABI
IBRAHIM, sedang DEWI SARASWATI adalah DEWI SARAH yang menurunkan bangsa2
selain ARAB. sedangkan dalam bahasa Ibrani ABRAHAM.,
Wallaahu Alam Bishshowab.
)* Dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih anda sudah berkunjung ke Blog pencerahan ini, Semoga bermanfaat untuk kita semua. Silahkan berkomentar atau meninggalkan link teman-teman dengan santun peseduluran.