Sehabis shalat Jumat pada
tanggal 6 Desember 2013, di aula Masjid Al-Hikmah Universitas Negeri
Malang diselenggarakan kajian bertajuk “Dialog Al-Qur’an dan Sains
Modern.” Bertindak sebagai narasumber adalah Sabrang Mowo Damar Panuluh
(sarjana Matematika dan Fisika University of Alberta sekaligus vokalis
grup band Letto) didampingi oleh Prof. Dr. Muhammad Amin, S.Pd, M.Si
(dosen FMIPA Biologi Universitas Negeri Malang).
Kajian ini berangkat dari keyakinan terhadap kepastian bahwa
ayat-ayat Allah yang diterakan pada lembaran Al-Qur’an sesuai dengan
ayat-ayat-Nya yang dihamparkan di seluruh penjuru alam semesta. Kalau
ada pertentangan, itu berarti kita belum paham benar terhadap salah satu
atau keduanya.
Dialog berjalan secara interaktif selama hampir dua jam. Para
mahasiswa bertanya tentang tinjauan agama dan sains modern terhadap
manusia pertama, iblis, Isra’ Mi’raj, sampai hari kiamat. Ada pula yang
bertanya mengenai tema-tema lain, semisal dakwah yang efektif, trik
belajar Fisika supaya tidak terasa sulit, dan penjelasan mengenai lirik
lagu Sebelum Cahaya dan Sandaran Hati.
Manajemen Informasi
Untuk bisa menghubungkan sains modern dengan Al-Qur’an di dunia
akademik, yang harus pertama kali kita pahami adalah di mana posisi
Al-Qur’an. Dia bukan buku sejarah tapi berbicara tentang sejarah, tidak
menjelaskan inti atom tapi berbicara tentang fusi, tidak membahas black hole tapi
pernah menyinggungnya sedikit. Kita harus paham bahwa karena besarnya
tanggung jawab Al-Qur’an untuk menjelaskan begitu banyak hal, sifatnya
komprehensif di mana dia menyangkut Fisika, Matematika, Sejarah,
Biologi, dan semuanya. Al-Qur’an menjaga kohesitas dari semua bidang
ilmu maka dia tidak akan mendetail.
Salah satu penelitian yang pernah dilakukan oleh Sabrang adalah
melihat Al-Fatihah sebagai kunci, sehingga Al-Baqarah menempati nomor 1
disusul surat-surat selanjutnya sampai 113. Dengan penomoran seperti
ini, ketemu bahwa Al-Hadid jatuh pada urutan yang sama persis dengan
jumlah elektron pada unsur Besi.
Dari penelitian ini juga bisa dihitung harga huruf kuncinya sehingga
didapat bahwa semua ayat Al-Qur’an menghasilkan jumlah berupa bilangan
prima murni (bilangan prima yang jika unsur-unsur bilangannya
dijumlahkan menghasilkan bilangan prima lagi).
Penemuan semacam ini tidak mungkin didapat tanpa ada korelasi dengan
informasi-informasi lain, sehingga dalam kerja penelitian kita dituntut
untuk mampu mendengar dan menampung informasi dari berbagai sumber.
Selalu ingat bahwa intan ada di dalam lumpur, bahwa informasi yang
benar dan baik belum tentu datang dalam visual yang bagus. Bisa jadi
kebenaran datang dari orang gila yang tidak pernah kita hitung sebagai
sumber informasi.
Atas informasi yang datang dari Al-Qur’an, kuliah, buku, dan dari
manapun, kita harus tahu takarannya sehingga dapat meletakkannya secara
tepat menjadi komposisi yang valid. Informasi tidak boleh kita buang,
tapi juga tidak boleh kita telan mentah-mentah. Ada tataran informasi:
belum terpercaya, ada yang sudah terpercaya, haqqul yaqin karena sudah di-cross reference dengan informasi lain. Kalau kita tak punya frame yang jelas dalam pikiran, kita akan salah memakan informasi. Sementara asumsi yang berbeda menghasilkan informasi yang berbeda.
Misalkan ada kalimat ‘Woman without her man is nothing’. Tanda baca
apa dan di mana kita meletakkannya sangat mempengaruhi makna kalimat
itu. ‘Woman: without her, man is nothing’ dan ‘Woman, without her man,
is nothing’ sangat bertentangan maknanya. Ini masalah persepsi.
Kalau kita tidak paham di mana meletakkan tanda bacanya, kita tidak
akan punya struktur informasi dalam memahami dunia sehingga kita tidak
akan sampai pada konklusi yang tepat. Efeknya adalah pertengkaran
terus-menerus yang sebenarnya hanya soal di mana tanda komanya.
“Garis bawah dari manajemen informasi adalah jangan percaya omongan
saya kecuali kamu menemukan kebenaran di dalamnya. Semua yang saya
omongkan adalah wacana. Yang paling saya harapkan untuk diambil adalah
Anda menjadi ingin tahu tentang banyak hal. Semakin banyak tahu, semakin
banyak kita bisa saling mengisi sehingga bisa sama-sama masuk surga.
Surga isinya orang-orang yang saling melayani orang lain, sementara
neraka isinya orang yang sibuk melayani dirinya sendiri.”
Tidak Ada Dominasi di Alam
Profesor Amin mengajak hadirin saling melihat satu sama lain. Salah
satu kebesaran Allah tercermin pada keunikan pada tiap makhluk, padahal
kita sama-sama tersusun dari atom-atom yang kemudian bersenyawa
membentuk molekul lalu bio monomer, makro molekul, polimer, jaringan
polimer, sel, organ, jaringan organ.
Satu pelajaran yang bisa kita ambil adalah bahwa di alam tidak
terdapat dominansi. Tidak ada konsep bahwa yang satu lebih hebat dari
yang lain, sebab semua punya perannya masing-masing. Perlombaan
hebat-hebatan menyalahi hukum alam.
Struktur mencerminkan fungsi yang harus dijalankan, di mana tidak
sedikit fungsi normal menuntut adanya pengorbanan. Contohnya tangan
kita. Pada fase awal, tangan manusia berbentuk dayung. Pada proses
perkembangannya, sel-sel di sela-sela jari mati satu demi satu demi
membentuk jari-jari yang sempurna.
Pengetahuan Berbuah Tanggung Jawab
Merupakan sebuah logika standar bahwa hukuman tidak bisa dikenakan
kepada mereka yang belum mengerti, bahwa pengetahuan ada hubungannya
dengan tanggung jawab. Sementara itu, model dakwah yang dikenal sekarang
berfokus pada memberi tahu orang-orang ini benar itu salah. Padahal
kalau orang yang diberi tahu tidak siap, justru yang terjadi adalah
menambah beban informasi.
Cara terbaik untuk berdakwah sudah dibicarakan sejak dulu, yaitu
dengan memberikan contoh. Kalau kita melakukan kebaikan yang kita yakini
benar, lama kelamaan orang akan datang dan bertanya mengapa kita
melakukannya. Orang yang datang bertanya tandanya dia sudah siap untuk
menerima informasi.
Kalau kita lihat asal-usul hadits, Kanjeng Nabi tidak pernah
tiba-tiba keluar dari rumah Beliau lalu memberikan nasihat kepada
umatnya. Selalu yang terjadi adalah berawal dari pertanyaan umatnya.
Kalau tidak kunjung ada pertanyaan, yang Beliau lakukan adalah memancing
rasa ingin tahu umatnya, “Tahukah kalian tentang ini?”
Yang pertama Rasulullah lakukan adalah melakukan apa yang Beliau
pahami, menjadi teladan bagi semua orang. Pernah suatu ketika, ada
seorang penjudi dan pemabuk yang ingin menjadi pengikut Rasulullah tapi
mengaku belum bisa meninggalkan kebiasaannya berbuat maksiat. Kalau
belum bisa meninggalkan, lakukan saja, asalkan kamu bisa tidak bohong
kepadaku, begitu jawab Rasulullah. Sedikit demi sedikit ditinggalkannya
kebiasaan buruk itu. Inilah yang namanya metode. Orang tidak harus
langsung berubah di satu titik.
“Saya terus terang kurang nyaman dengan konsep mengajari. Yang ada adalah sharing, sebab
tidak mungkin satu orang mengetahui semua hal. Dengan berbagi informasi
– bukannya berangkat dari niat memberi tahu – kita saling melengkapi
satu sama lain.”
Seni dan Sains
Seni dan sains bukanlah dua hal yang berbeda. Sains adalah ketika
kita berfokus pada satu titik, tahu sebab-akibat pada titik itu, dan
bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Sementara itu, seni adalah
ketika yang berjalan di otak kita 100 titik sekaligus tapi kita tak tahu
apa sebabnya – yang kita tahu hanya rasanya.
Misalkan ada suara tepuk tangan, dan kita entah bagaimana tahu bahwa
arahnya dari sisi kiri. Karena belum tahu sebabnya, yang kita alami
adalah seni. Tapi kalau kita belajar Fisika, kita tahu bahwa yang
terjadi adalah: suara masuk ke telinga kiri sekian milisekon lebih dulu
daripada masuk ke telinga kanan. Begitu tahu sebabnya, ini menjadi
sains.
Kita menyebut musik sebagai seni karena kita menikmatinya, tapi dia
merupakan sains bagi penciptanya. Frekuensi 2,8 KHz jika dinaikkan
sebesar 3 desiBel akan menghasilkan suara yang terasa jujur dari dalam
hati. Pelukis harus tahu detail seberapa komposisi warna catnya,
seberapa proporsi minyaknya, apa bahan media lukisnya.
Kalau seni reseptornya rasa, sains reseptornya otak. Ketika kita
membaca Al-Qur’an, yang nomor satu kita gunakan adalah rasa. Tapi jangan
lupa, kalau kita teliti satu demi satu, ada sains di baliknya.
“Kalau dihubungkan dengan dakwah, dakwah itu nggak usah pakai baju
macam-macam. Anda cukup menjadi orang yang ingin Anda dakwahkan. Kalau
Anda sudah paham konsep hidup Anda, nanti dia akan terefleksi pada musik
Anda, lukisan Anda, pada jalan Anda. Menjadi orang baik sudah merupakan
dakwah dengan sendirinya.”
“Jangan pernah bermimpi untuk mengajari orang lain, karena itu tidak
mungkin. Yang bisa kita lakukan adalah memberi kesempatan orang lain
untuk belajar. Jadilah contoh, lalu pancing rasa ingin tahu mereka.”
Kreasi atau Evolusi: Masalah Asumsi Dasar
Beberapa tahun terakhir ada perkembangan luar biasa di bidang
Biologi. Pertama, Genome Project yang meneliti mutasi kromosom Y pada 1
juta orang menunjukkan bahwa mereka mempunyai satu bapak karena
mengalami jenis mutasi yang sama. Kedua, mitochondrial eve menunjukkan bahwa ada satu ibu yang menurunkan semua manusia yang hidup pada saat ini.
Yang paling bahaya dalam menanggapi perdebatan Kreasionis-Evolusionis
adalah asumsi dasar kita mengenai penciptaan. Yang pertama berasumsi
bahwa Tuhan langsung menciptakan manusia dalam satu langkah, sementara
yang kedua berasumsi bahwa Tuhan menciptakan manusia dalam
tahapan-tahapan dari primordial soup dan seterusnya.
Alternatif pemikiran yang pernah ditawarkan Sabrang ketika mengikuti
perdebatan mengenai hal ini di University of Alberta adalah: yang dibuat
oleh Tuhan adalah hukum alam, yaitu nuklir, elektromagnetika, strong and weak forces, dan
gravitasi – selebihnya berupa ruang kosong. Setelah itu muncullah benih
berupa quark, yang akan bersambungan dengan Higgs-Bosson membentuk
elektron, proton, positron, lalu menjadi atom, senyawa, sel, dan
seterusnya. Jalan panjang evolusi ini juga merupakan konsep kreasi
karena titik awalnya diciptakan oleh Tuhan.
Kemudian tentang siapakah manusia pertama, asumsi yang perlu dibenahi
adalah apakah yang disebut sebagai manusia dalam Al-Qur’an? Kalau dalam
bahasa Sansekerta, man artinya berpikir. Apa itu berpikir?
Mengenal diri sendiri, mengenal konsep abstraksi, dan mengenal konsep
masa lalu dan masa silam.
Di semua peradaban kuno – baik itu Inka, Mesir, Maya, Jawa – dikenal yang namanya kembange jagad. Ini
merupakan penjelasan logis tentang penciptaan di jagad raya. Karena
Tuhan tanpa batas, ketika ada dunia harus ada batas pertama sehingga
kita punya konsep maju – mundur, atas – bawah, kiri – kanan. Ini
lingkaran pertama. Lalu ada lingkaran kedua dan seterusnya.
Kalau tentang iblis, referensi yang bisa digunakan selain Al-Qur’an
adalah Serat Ambiya dan Paningron. Di sana diceritakan tentang Azazil
atau Idajil, guru besar para iblis. Iblis tidak jahat; dia bertugas
menyediakan kesempatan bagi manusia untuk berbuat jahat. Sebab hanya
dengan adanya kesempatan jahat manusia bisa membuktikan bahwa dirinya
layak naik kelas dengan tidak mengambil kesempatan itu. Oleh karena itu
kita harus bersyukur Allah menghadirkan sosok iblis.
Siapa yang mampu menanggung tugas dikutuk seluruh umat manusia kalau
bukan malaikat yang tinggi derajatnya. Dan kalau kita lihat lagi di
Al-Qur’an sampai berapa lama iblis dikutuk, di situ disebutkan sampai
kiamat. Setelah itu iblis bebas tugas.
Benahi Dulu Belief System
“Kalau Anda saya katain pesek, pendek, hitam, jelek, marah nggak? Apa
yang menyebabkan Anda tersinggung dan marah? Anda marah karena Anda
percaya bahwa pesek itu jelek dan mancung itu yang bagus. Ini bukan
masalah di luar lho, ini masalah di dalam diri Anda sendiri – Anda bikin
ukuran sendiri, lalu ketika dikatain marah-marah sama orang lain. Kalau
Anda percaya bahwa pesek dan mancung itu sama saja, Anda akan
tenang-tenang saja. Sebelum bereaksi terhadap yang di luar, Anda harus
menemukan yang di dalam diri Anda.”
Cara untuk membuat Fisika terasa mudah adalah jangan percaya bahwa
Fisika itu susah. Merupakan pilihan kita sendiri untuk beranggapan
terhadap sesuatu. Dan ingat, Tuhan telah mengatakan bahwa DIa berlaku
sesuai dengan persangkaan hamba-hamba-Nya.
Yang menjadi salah satu alasan kenapa dulu Sabrang memutuskan untuk
belajar Fisika adalah karena Indonesia kaya akan fenomena tapi miskin
bahasa modern untuk menjelaskannya. Sementara yang terjadi di Barat,
mereka miskin fenomena tapi sangat artikulatif dalam menjelaskannya
dalam bahasa sains modern.
Di daerah Ungaran, misalnya, ada sawah yang terletak di atas bukit.
Metode pengairannya ternyata dengan berjalan kaki dari atas bukit ke
danau, lalu mengaduk airnya sampai keruh. Setelah itu hujan pasti turun.
Hal-hal seperti ini ada banyak sekali di Indonesia, tapi rupanya belum
ada yang bergairah menjelaskannya dalam bahasa Fisika.
Kita Hanya Bisa Menduganya
Metode sains adalah metode ilmiah, di mana kita bereksperimen,
membuat postulasi, hipotesis. Atas beberapa peristiwa, kita tidak punya
cukup informasi untuk memperlakukannya sebagai sains – termasuk di
dalamnya peristiwa Isra’ Mi’raj. Kita tidak pernah punya cara untuk
mengukur dan mengeksperimentasikannya. Kita hanya tahu cerita itu secara
sejarah dan filosofi.
Tapi kalau bicara kemungkinan, memang ada beberapa kemungkinan di
Fisika untuk menduga apa yang sebenarnya terjadi ketika Isra’ Mi’raj.
Pertama, quantum entanglement. Ada 2 atom yang berpasangan spin-nya. Meskipun keduanya terpisah dari ujung ke ujung jagad, kalau yang satu digerakkan, pasangannya akan ikut bergerak.
Kedua, dalam Relativity diketahui bahwa ketika kecepatan
semakin tinggi, energinya menjadi semakin besar tapi tidak padat.
Kemungkinan ketiga, masuk ke ranah String Theory. Ketika naik
dimensi, jarak menjadi semakin dekat. Kita saat ini hidup di dunia 3
dimensi, sehingga dunia-dunia dimensi di atas tiga tidak terbayang dalam
realitas kita. Dan ada satu kalimat bahwa jin bertempat tinggal di
suatu tempat yang dia bisa melihat kita tapi kita tidak bisa melihat
mereka. jin tinggal di dunia 4 dimensi.
Tentang kiamat dalam pandangan Fisika, kita juga hanya bisa bicara
kemungkinan-kemungkinan. Misal ada kemungkinan 2042 di mana akan ada
tabrakan meteor. Juga ada kemungkinan peningkatan suhu permanen pada
tahun 2020 yang dimulai dari Manokwari, 2029 mencapai Jakarta, 2046
sampai Islandia. Selain itu ada pula kemungkinan ledakan gunung terbesar
di tata surya yang terletak di Laut Pasifik di dekat Jepang.
Tapi kalau secara konsep dasar, kiamat dalam Fisika ada pada bahasan
entropi. Entropi adalah tingkat ketidakteraturan dalam benda.
Diprediksikan bahwa alam semesta semakin naik tingkat entropinya sampai
kabur, lalu perlahan hilang.
“Kalau prediksi kiamat 2012, itu bukan bersumber dari pandangan sains.”
Kalimat Bersayap
“Kalau Anda sering membaca, Anda kemudian akan memahami rasa dari
tulisan itu sendiri, apakah itu kemarahan, kesedihan, atau penderitaan,”
ujar Sabrang ketika ditanya mengenai makna lirik lagu-lagunya, ” Bahasa
Al-Qur’an pun terasa retorikanya. Bahasa Al-Qur’an itu selalu bersayap,
tidak padat tapi juga tidak rapuh, sehingga sangat enak dibikin apa
saja. Saya berusaha sebisa saya membuat lirik yang seperti itu.”
“Lirik lagu-lagu Letto tidak punya arti yang rigid tertentu sebab
konsep saya berbagi. Saya membuka pintu-pintu agar pengalamanmu sendiri
ditambah pengalaman yang saya tuliskan menjadi sebuah bentuk yang kamu
pahami. Lirik itu milik kita semua.”
Sandaran Hati mengajak pendengarnya untuk belajar tentang
cinta. Ketika masih kecil, konsep cinta kita adalah pada diri sendiri –
pokoknya melakukan apapun untuk bikin diri kita senang. Ketika beranjak
remaja, kita mulai mencintai makhluk lain – entah itu anjing, kucing,
atau sesamanya. Ada pernyataan cinta kepada pihak lain tapi masih
mengharapkan balasan karena sebenarnya yang terjadi adalah cinta kepada
diri sendiri. Kita ingin menyenangkan diri sendiri dengan persetujuan
orang lain.
Ketika menikah, konsep cinta meningkat. Kita saling mencintai dengan
pasangan tanpa batas. Cinta kepada anak meningkat lagi; semakin luas dan
semakin sedikit syaratnya. Begitu sudah punya anak dan hidup sudah
mapan, kita cenderung mencari-cari komunitas. Bentuk cinta semakin
meluas. Kalau kita terus membesarkan cinta kita sampai besar sekali,
tidak ada pilihan lain kecuali mencintai Tuhan, dan ketika kita sudah
mencintai-Nya, kita sanggup mencintai seluruh ciptaan-Nya.
Sumber : http://www.caknun.com/2014/dialog-al-quran-dan-sains-modern/
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih anda sudah berkunjung ke Blog pencerahan ini, Semoga bermanfaat untuk kita semua. Silahkan berkomentar atau meninggalkan link teman-teman dengan santun peseduluran.